56 BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA A. Analisis Penerapan Akad Bayʽ Bithaman Ajil dalam Peningkatan Keuntungan Usaha di Kopontren Nurul Huda Kembang Jeruk Banyuates Sampang Akad Bayʽ Bithaman Ajil pada pembiayaan di Kopontren Nurul Huda pada praktikya sudah diterapkan. Ini terbukti bahwa pembiayaan BBA dilakukan dengan akad jual beli dengan beberapa ketentuan dan kesepakatan yang berlaku antara anggota atau nasabah dan pihak kopontren. Misalnya dalam penentuan margin keuntungan pada hal ini antara anggota atau nasabah saling sepakat. Dalam hal ini pembayaran pembiayaan BBA menggunakan sistem cicilan sesuai nasabah atau anggota akan mengangsur dan disampaikan pada awal perjanjian serta adanya kesepakatan. Dalam pemberian pembiayaan kopontren memiliki tahap-tahap yang sudah dirancang sedemikian rupa untuk mempermudah dalam proses pemberian pembiayaan bagi calon penerima jasa pembiayaan. Pada pemberian pembiayaan BBA di Kopontren tidak menggunakan prinsip dasar pemberian pembiayaan yang umumnya digunakan lembaga keuangan. Akan tetapi kopontern Nurul Huda memiliki kebijakan sendiri yang harus dipenuhi oleh calon nasabah untuk melakukan pembiayaan di kopontren dengan tujuan untuk mempermudah proses pembiayaan dan kebijakan itu tidak menyimpang dari hukum Islam. 56
57 Setiap anggota atau nasabah yang akan melakukan pembiayaan cukup menyerahkan foto copi KTP dan mengisi form pengajuan pembiayaan dengan mencantumkan jenis produk yang diinginkan calon nasabah. Pihak kopontren dalam hal ini harus merasa yakin bahwa pembiayaan yang diberikan benar-benar akan kembali dengan melakukan penilaian tersebut adalah agar pihak kopontren yakin bahwa pembiayaan yang diberikan benar-benar aman. Didalam proses pembiayaan Kopontren Nurul Huda terdapat 3 rukun jual beli yaitu: orang yang berakad (penjual dan pembeli), yang diakadkan (harga dan baramh yang diakadkan), dan sighat (ijab dan qabul). Dalam Bayʽ Bithaman Ajil dibutuhkan beberapa syarat, antara lain: 5 diantaranya mengetahui harga pertama (harga pembelian) baik kedua belah pihak. Mengetahui besarnya keuntungan, mengetahui jumlah keuntungan, modal hendaknya berupa komoditas yang memiliki kesamaan dan sejenis, seperti barang-barang yang ditakar, ditimbang dan dihitung. Sistem jual beli dalam harta riba hendaknya tidak menisbatkan riba tersebut terhadap harga pertama, transaksi pertama haruslah sah secara syara. Dalam teorinya pembiayaan BBA menggunakan akad jual beli sesuai dengan ajaran syariah Islam yaitu tidak boleh mengandung unsurunsur yang dilarang Islam seperti riba. Hal ini terbukti bahwa Kopontren 5 Wiroso, Jual Beli Murabahah (Yogyakarta: UII Press,25), 17.
58 Nurul Huda pada pembiayaan Bay` Bitsaman Ajil ini tidak mengandung riba. Firman allah SWT dalam QS Al-Baqarah: 678 51 ام ن وا ن ي اأ ي ه ا ال ذ ي ات ق وا هللا و ذ ر وا م ا ب ق ي م ن الر بوا ا ن ك نت م م ؤم ن ين Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang beriman. Riba adalah tambahan nilai yang berlipat ganda, pembiayaan dengan akad BBA ini dikatakan tidak mengandung riba karena dalam jual beli apabila mengambil keuntungan sesuai kewajaran (tidak berlebihan) hukumnya boleh. Selain itu dalam pembiayaan dengan akad BBA ini harga pokok dan keuntungan yang diperoleh Kopontren sama-sama mengetahui dan adanya saling sepakat antara nasabah atau anggota dan kopontren. Dalam praktiknya pihak kopontren akan menyediakan barang setelah terjadi kesepakatan anatara kedua belah pihak. Misalnya seorang nasabah mengajukan pembiayaan dalam pembelian mesin bajak sawah, maka setelah nasabah melengkapi persyaratan dan terjadi kesepakatan, pihak kopontren akan mengadakan mesin tersebut dan kermudia diserahkan pada nasabah. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh imam lima sebagaimana berikut: 51 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, 47.
59 ع ن ح ك ي م ب ن حزام ق ال : أ ت ي ت ر س ول هللا ص ل ى هللا ع ل ي ه و س ل م ف ق ل ت ت ي ن الر ج ل س ل ن م ن ال ب ي ع م ا ل ي س ع ن د ي أ ب ت اع ل ه م ن الس و ق ث أ ب ي ع ه ق ال : ت ب ع م ا ل ي س ع ن د ك. ر و اه ال ت مذي والن سائ وابو داود وابن ماجه وامحد Dari Hakim bin Hizam, Beliau berkata kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah, ada orang yang mendatangiku. Orang tersebut ingin mengadakan transaksi jual beli, denganku, barang yang belum aku miliki. Bolehkahkah aku membelikan barang tertentu yang dia inginkan di pasar setelah bertransaksi dengan orang tersebut?, kemudian Nabi bersabda, Janganlah kau menjual barang yang belum kau miliki. (HR. Tirmidhi, Nasa I, Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad) B. Analisa Tingkat Keuntungan Usaha di Kopontren Nurul Huda Kembang Jeruk Banyuates Sampang Madura Pengertian keuntungan atau laba menurut al-qur an dan pendapat ulama-ulama fiqh dapat disimpulkan bahwa laba ialah pertambahan pada modal pokok perdagangan atau dapat juga dikatakan sebagai tambahan nilai yang timbul karena barter atau ekspedisi dagang. 52 52 Wangsawidjadja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia, 21), 19
6 Bank syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah tidak mengenal bunga yang pada dasarnya berdasarkan sistem bagi hasil (profit and loss sharing). Dalam pengambilan keuntungan bank syariag atau lembaga keuangan syariah lainnya juga sesuai dengan syariah Islam. Dalam ketentuan Islam pengambilan keuntungan dilakukan dengan kegiatan jual-beli, yaitu proses penukaran barang dengan uang. 53 Kebijakan yang telah disepakati oleh seluruh anggota kopontren adalah bahwa setiap 6% dari SHU akan digunakan untuk pengembangan pembangunan pesantren. Dengan begitu peningkatan keuntungan kopontren berkontribusi besar pada kemajuan pesantren. Tabel 4.1 Laporan Tingkat Keuntungan Usaha Kopontren Nurul Huda Pos-pos PENDAPATAN I. Pendapatan Pertokoan II. III. Pendapatan Pembiayaan (BBA) Pendapatan Persewaan Alat Pesta Kop ontr en 12-21 1 723. 354. 13.9 6. 5.76. Kopo ntren 12-212 736.5 11.6 19.75 5. 6.4. Kopo ntren 12-213 742.5 76.35 21.27. 7.54. Kopon tren 12-214 748.9 8. 23.98 3. 1.1. 53 Ibid., 21
61 IV. Total Pendapatan Kopontren BIAYA USAHA V. Biaya Administrasi dan Umum VI. VII. VIII. IX. Biaya Organisasi Biaya Operasional Biaya Partisipasi Biaya Gaji X. Biaya Listrik XI. XII. XIII. Biaya ATK Biaya Rapat Biaya Penyusutan XIV. Pembelian Barang XV. Total Biaya Usaha XVI. SHU Sebelum Pajak XVII. Baiay Pajak XVIII. SHU Periode Berjalan Sumber: Kopontren, data diolah 743. 74. 8.25 4.1 2.1. 12.3 9. 1.. 12.3 3. 53. 6. 3.35. 3.39 6.5 263. 72. 37. 589. 6 435. 484. 4 1.33 4. 434. 15. 4 762.6 66.6 7.97.6 3.1. 7.756. 1.. 13.86. 5.6 457.8 3.37. 9.713. 278.5 64. 326.2 92. 436.3 74.6 1.366. 435. 8.6 771.3 86.35 5.987. 6.456. 4.783. 1.. 13.86. 675. 495. 3.43. 1.56 4. 284.3 52. 33.3 98. 44.9 88.35 1.59.6 439.4 78.75 783. 63. 4.84. 7.222. 3.57. 1.. 13.86. 97. 465. 3.79. 19.71 3.6 285.2 65. 34.1 46.6 442.9 16.4 1.575. 5 441.3 4.7 Dari tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 211 Kopontren memiliki keuntungan sebesar Rp. 434.15.4 dari total pendapatan sebesar Rp. 743.74., dan pada tahun itu pendapatan pembiyaan Bayʽ Bithaman
62 Ajil hanya sebesar Rp. 13.96.. Pada tahun 212 kopontren mengalami peningkatan keuntungan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 858.2 dengan tingkat keuntungan sebesar Rp. 435.8.6. Peningkatan keuntungan pada tahun ini bisa dikatakan kecil dengan total pendapatan Rp. 762.666.6 karena pada tahun 212 biaya gaji dan pembelian barang ditingkatkan. Peningkatan pendapatan pembiayaan Bayʽ Bithaman Ajil pada tahun 212 ini cukup tinggi dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp. 19.755. dengan begitu peningkatan pendapatan dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 5.795.. Pada tahun 213 kopontren memiliki keuntungan sebesar Rp. 439.478.75, dengan begitu berarati kopontren mengalami peningkatan keuntungan sebesar Rp. 4.47.15. Peningkatan pada tahun ini lumayan besar karena ada penurunan biaya operasional yakni sebesar Rp. 4.783. dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 7.756. serta pendapatan pembiyaan pada tahun ini juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi yakni sebesar Rp. 21.27. dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 19.755.. Kopontren kembali mengalami peningkatan keuntungan pada tahun 214 dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp. 1.861.95 dengan keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 441.34.7. Pada tahun 214 ini peningkatan keuntungan yang diperoleh kopontren tidak begitu tinggi meskipun total pendapatannya mengalami peningkatan yang cukup tinggi, hal ini karena pada tahun ini mengalami peningkatan pada total pembiayaan
63 dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 9.748.6 dengan total pembiayaan sebesar Rp. 34.146.6 Pada tahun 214 ini pendapatan pembiyaan Bayʽ Bithaman Ajil mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 21.27. menjadi Rp. 23.983. dengan begitu peningkatan keuntungan yang diperoleh kopontren sebesar Rp. 2.713.. Tabel 4.2 Laporan Tingkat Keuntungan Usaha Kopontren Nurul Huda dengan Menggunakan Akad Bayʽ Bithaman Ajil dan tidak Menggunakan Akad Bayʽ Bithaman Ajil Tahu SHU SHU tanpa n dengan Pembiayaa n BBA Pembiayaan BBA 211 434.15.4 416.19.4 212 435.8.6 415.253.6 213 439.478.75 417.28.75 214 441.34.7 418.357.7 Dari tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 211 Kopontren memiliki keuntungan sebesar Rp. 434.15.4 dengan pembiayaan Bayʽ Bithaman Ajil, dan mendapat keuntungan sebesar Rp. 416.19.4 dengan
64 tidak menggunakan pembiayaan Bayʽ Bithaman Ajil. Pada tahun 212 Kopontren mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 435.8.6 dengan menggunakan pembiayaan Bayʽ Bithaman Ajil dan mendapat keuntungan sebesar Rp. 415.253.6 dengan tidak menggunakan akad Bayʽ Bithaman Ajil. Pada tahun 213 Kopontren mendapat keuntungan sebesar Rp. 439.478.75 dengan menggunakan pembiayaan Bayʽ Bithaman Ajil, dan mendapat keuntungan sebesar Rp. 417.28.75 tanpa pembiayaan Bayʽ Bithaman Ajil. Pada tahun 214 kopontren mendapat keuntungan sebesar Rp. 441.34.7, dan mendapat keuntungan sebesar Rp. 418.357.7 tanpa pembiayaan Bayʽ Bithaman Ajil. Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa Kopontren mengalami penurunan keuntungan di tahun 212 tanpa menggunakan pembiayaan Bayʽ Bithaman Ajil. Akan tetapi kopontren mengalami peningkatan keuntungan dari tahun ke tahunnya dengan menggunakan pembiayaan Bayʽ Bithaman Ajil. Sebelum periode tahun 211 Kopontren memiliki produk Bayʽ al Wafaʽ. Akan tetapi produk ini tidak digunakan lagi karena Kopontren mengalami kerugian dengan menumpuknya barang (Hp) yang tidak dibeli kembali oleh anggota yang menggunakan akad Bayʽ al Wafaʽ ini.